UX Designer?
Sebuah cerita untuk mengisi waktu pengangguran
Cerita ini saya tulis berdasarkan kisah nyata dan tidak fiktif belaka serta bertujuan untuk berbagi pada teman-teman yang mau dibagi saja apabila ada kesamaan cerita ataupun tempat kejadian, itu hanyalan kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Let’s Start
Lima bulan berlalu dimana hasil interview untuk intern saya dibengkalaikan oleh salah satu startup terbesar di Indonesia.
Mari kita bahas masa dimana hal itu terjadi kepada saya.
Saat dimana saya masih tidak memiliki skill atau pengetahuan apapun pada bidang yang sangat saya minati yaitu “UX Design”.
Ya sekarang juga sama aja sih kaya dulu masih ga punya skill dan pengetahuan.
Dengan rasa pede saya, saya mencoba mendaftar untuk internship pada startup tersebut karena saya berfikir kalau intern itu walaupun kita tidak punya skill tapi akan tetap diterima dan akan dibimbing sampai kita mempunyai dasar dari bidang yang kita ambil. Tapi ternyata itu adalah fikiran konyol.
Tahapannya sendiri kira-kira seperti ini:
- Memasukan data diri serta CV dan juga Protfolio pada website startup tersebut.
- Menunggu selama kurang lebih 3 minggu untuk menerima balasan melalui email.
- Menerima email balasan berupa case yang harus diselesaikan dan diberi waktu 3 hari untuk membalas email tersebut beserta case yang sudah diselesaikan.
- Menunggu pengumuman untuk interview selama hampir 3 minggu.
- Interview secara langsung di kantor startup tersebut.
- Menunggu pengumuman dari hasil interview.
Dari tahap pendaftaran sampai tahap interview saja total saya sudah menghabiskan 1,5 bulan dalam proses tersebut.
Mungkin saya tidak akan menceritakan keseluruhan dari proses tersebut tapi saya akan langsung menceritakan saat proses interview. Ketika interview saya di interview oleh dua orang UX Designer dan satu orang HR. Dengan penuh kepercayaan diri saya mempresentasikan case yang telah saya selesaikan dengan ilmu yang saya miliki saat itu.
Pertanyaan dan feedback pun bermunculan dari para interviewer mulai dari flow yang dibuat, parameter, riset yang dilakukan, dll.
Dan celakanya saya mengerjakan case tersebut haya dengan waktu satu malam saja dengan data yang saya karang sendiri, ya walaupun UI nya cukup lumayan sih but “UX bukanlah tentang seberapa bagusnya tampilan yang dibuat tapi seberapa efektif dan seberapa mudahkah aplikasi dapat digunakan oleh banyak orang”. Karena kan untuk tampilan ada lagi UI designer hehe.
Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu pun saya jawab dengan banyak keraguan sehingga diri saya sendiri yakin kalau saya tidak akan lolos untuk dapat melaksanakan Intern pada startup tersebut. Dan ternyata firasat saya memang benar, saya tidak lolos.
Tapi….
Dari hal tersebut saya dapat belajar banyak hal, saya mulai mengintrospeksi diri, saya tau kekurangan saya dimana, saya jadi tau proses interview untuk bidang yang saya senangi dan juga semangat untuk terus berkembang pun lebih besar dan menggebu gebu.
Saya mulai belajar, membaca lebih banyak, membenahi diri dari banyaknya kekurangan yang dimiliki, membeli buku yang banyak tapi tidak pernah saya baca haha.
Walaupun mungkin saat ini saya masih belum bisa menjadi apa yang saya inginkan tapi saya selalu yakin dengan usaha dan kerja keras apapun bisa saya lakukan.
Cukup segitu aja cerita yang ga jelas dari saya semoga bisa menemani waktu kegabutan kalian dan juga menambah kebahagiaan kalian karena masih ada orang yang lebih tidak mempunyai skill dibandungkan kalian.